PLN Gandeng ITB Susun Pedoman Infrastruktur Kelistrikan Tangguh Iklim

Keterangan Gambar : Dokumentasi Pusat Perubahan Iklim - ITB 2025


Jakarta, 25 Agustus 2025 — PT PLN (Persero) bersama Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan dukungan World Bank, meluncurkan Climate Resilient Infrastructure Guideline. Pedoman ini disusun untuk memperkuat ketahanan sistem kelistrikan nasional menghadapi risiko perubahan iklim.

Acara diseminasi berlangsung di ruang Paiton, Kantor Pusat PLN. Dalam pemaparannya, Budhi Setiawan, Ph.D., dari Pusat Perubahan Iklim ITB, menekankan bahwa dampak perubahan iklim sudah nyata dirasakan sektor energi.

“Gangguan operasional akibat banjir hingga serangan ubur-ubur di PLTU Paiton pernah membuat pembangkit padam selama 20 hari dan menimbulkan kerugian besar. Ini menunjukkan pentingnya perencanaan adaptasi yang lebih sistematis,” ujarnya.

Pedoman ini dirancang sebagai acuan strategis bagi pengelolaan aset pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik agar lebih tangguh menghadapi risiko iklim. Penyusunan dokumen mengacu pada standar internasional ISO 14091 tentang penilaian risiko iklim dan ISO 31000 tentang manajemen risiko.

Isi pedoman mencakup:

  • Kerangka kerja penilaian risiko dan resiliensi,

  • Indikator teknis untuk pembangkit dan jaringan,

  • Metode evaluasi efektivitas adaptasi,

  • Serta strategi implementasi mulai dari tata kelola, integrasi data iklim, hingga transisi menuju sistem kelistrikan berkelanjutan.

Ke depan, PLN berkomitmen mengintegrasikan pedoman ini ke dalam dokumen perencanaan dan laporan keberlanjutan sesuai standar IFRS S2. Perusahaan juga menyiapkan pengembangan database iklim terstruktur untuk mendukung pemantauan dan evaluasi adaptasi secara berkala.

Menurut perwakilan PLN, peluncuran pedoman ini menjadi tonggak penting dalam transformasi energi Indonesia. “Kami ingin memastikan sistem kelistrikan nasional tidak hanya andal hari ini, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan iklim di masa depan,” kata salah satu pejabat PLN yang hadir.

Dengan adanya pedoman ini, sektor ketenagalistrikan diharapkan lebih siap menghadapi potensi bencana iklim, sekaligus mendukung transisi energi yang efisien dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang.

Penulis: Ivan Fadila Putra
Redaktur: Yonatan Kurniawan, S.T., M.PWK.