Nelayan Muncar Keluhkan Penurunan Tangkapan Ikan Lemuru di Selat Bali

Nelayan Muncar Keluhkan Penurunan Tangkapan Ikan Lemuru di Selat Bali

20161031_115632-1

Sumberdaya ikan lemuru (Sardinella lemuru) merupakan sumberdaya perikanan yang paling dominan dan bernilai ekonomis di Selat Bali (Ridha et al., 2013) sehingga keberadaan ikan tersebut menjadi tolok ukur musim panen ikan bagi nelayan kecil Muncar. Apabila terjadi panen ikan lemuru maka nelayan menganggap pada saat itu mereka ‘mendapatkan ikan’ apabila tidak mendapatkan ikan lemuru maka nelayan menganggap saat itu mereka ‘tidak mendapatkan ikan’.

Berdasarkan laporan tahunan UPT PP Muncar, jumlah produksi ikan lemuru menurun sejak tahun 2007. Kondisi tersebut telah mendapat konfirmasi dari beberapa nelayan di Muncar yang tergabung dalam KUB Andaan Makmur. “Lha dulu 2005-2007 lemuru itu lho sampai masuk ke sungai, anak-anak sepulang sekolah nyari di muara bisa sampai ratusan ribu penghasilannya,” terang para nelayan di KUB Andaan Makmur. Pada tahun 2016 kondisi tersebut kembali terjadi. “Bulan Agustus hingga November  tidak ada ikan sama sekali, tetapi untuk ikan dasar ada seperti layur dan ikan putihan,” ungkap Nurcahyo yang telah 31 tahun menjadi nelayan kecil, saat dikunjungi tim PPI-ITB pada Bulan Desember lalu.

Telah banyak penelitian yang membahas tentang ikan lemuru namun masih sedikit pembahasan khusus mengenai ‘menghilangnya’ ikan lemuru di Selat Bali. Sejauh ini terdapat dua hipotesis sementara yang didapatkan tim PPI-ITB dari hasil FGD yang dilaksanakan di Banyuwangi dan Bandung. Salah satu peneliti senior Badan Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) KKP RI, Adi Wijaya, M. Si., dalam Workshop I di Banyuwangi menyatakan bahwa Arus Eddies di Samudera Hindia (tepatnya di titik tenggara Pulau Jawa) diduga dapat menyebabkan ikan lemuru berkumpul pada arus pusar tersebut karena mengandung nutrien tinggi yakni plankton yang terperangkap dalam arus pusar sehingga menyebabkan menurunnya hasil tangkapan lemuru di wilayah dekat pantai. Sementara hipotesis lain yang disampaikan di dalam FGD kecil di Bandung oleh Dr. Reny Puspasari, S.Pi., M.Si., (peneliti P4KSI KKP RI) menjelaskan bahwa rendahnya CPUE ikan lemuru terjadi karena anomali suhu permukaan laut yang semakin tinggi dan termoklin semakin dalam sehingga ikan lemuru mengalami perubahan kondisi habitat dan semakin ke dalam.

Pusat Perubahan Iklim (PPI)-ITB

Januari 2017

Climate Change Center © 2021. All Rights Reserved.

id_IDBahasa Indonesia